Rabu, 05 September 2012

Ummi

Kenapa aku dulu begitu berani akan dirimu..

Ummi.. Setiap jejak langkah berat bebanmu ketika merawatku..
Tak kurasakan sekarang dalam hidupku..
Masih pantaskah aku harus durhaka kepadamu.
Masih pantaskah aku harus mengatakan tidak akan permintaanmu..

Ummi..
Setiap nafas yang kau hembuskan, usaha berat engkau anggap ringan..
Hanya untukku, untukku agar tetap bertahan dalam sebuah kehidupan..

Ummi
Sepanjang jalan dan tak akan pernah putus kasih sayangmu..
Namun dariku, hanya sepanjang galah yang terkesan semu..

Ummi..
Terimakasih untuk adamu..
Terimakasih untuk kasih sayangmu..
Terimakasih telah memaafkanku..
Terimakasih untuk kehidupan yang engkau usahakan untukku..

Anakmu..
Hanyalah setitik debu penuh kesalahan..
Hanyalah sebatang ranting rabuh di atas dahan..
Hanyalah semut kecil di tengah hutan..
Yang akan tersesat tanpa genggaman hangat seorang penyayang sepertimu ummi..

Anakmu..
Yang hanya tau menuntut tak patut..
Yang hanya tau merengek tak sopan..
Yang hanya tau dirinya sendiri tanpa takut..
Tanpa takut menyakitimu wahai sang sandaran..
Jiwa dan hatiku. Hidup dan jalanku..

Terimakasih ummy.. Untuk setiap air susu yang mengalir dalam darahku..
Tanpanya.. Aku tak akan pernah mampu menghirup udara kehidupan..
Berteman dengan alam, mengarungi nafas dunia bersamamu..
Terimakasih karena selalu menyayangiku..

Hanya darimu ummi..
Kudapatkan selimut kasih sayang tanpa batas dan balasan..

Namun izinkanlah Hamba ya Allah menjadi anaknya yang shalehah yang dapat membawa kedua orang tua yang begitu menyayangiku bisa masuk ke dalam surga-Mu.. Izinkanlah hamba-Mu yang lemah ini ya Allah.. ..

Ya Allah.. Kuatkan langkah ummi ku..
Selalu beri Ia kebahagian atas segala Ridho-Mu..
Amin..


--anonim--
Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar