Rabu, 25 Desember 2013

Natal

Hmmm..setiap tahun selalu saja permasalahan yg sama di ulang dan di angkat secara berkelanjutan..sebenarnya apasih natal? Natal=kelahiran kan? Dalam istilah medis setau saya begitu..
Dalam banyak redaksi Natal adl perayaan kelahiran Yesus, Isa putra Maryam as..dimana beliau juga adl Nabi kita..bagi sebagian orang (mayoritas Kristen,apalagi Kristen abangan) mengucapkan Selamat Natal adl sebuah penghargaan dan kegembiraan atas lahirnya Yesus, bagaimanapun anggapan mereka..tp toh Yesus/Isa juga Nabi kita, yg sewajarnya pula jika kita "bergembira" dg "hanya" mengucapkan selamat Natal..saya pribadi percaya, tak ada seorang Muslim pun yg setuju atau bahkan membenarkan bahwa Yesus/Isa as. adl Tuhan..percaya bahwa muslim cukup arif menata hati untuk tidak terjebak dlm makna natal yg d selewengkan..maka dg ikut bergembira dg perayaan kelahiran Yesus/Isa apakah itu berarti seorang Muslim juga percaya bahwa Yesus adl Tuhan? Sungguh paradoks..
Toh kita juga merayakan kelahiran kita,teman-teman kita..jd dengan ikut mengucapkan "selamat Natal" sama dg percaya akan ketuhanan Isa as, saya kira adl suatu hal yg naif..lha wong di QS. At-Taubah ayat 6 saja kita boleh kok melindungi orang kafir (otomatis ritual2nya juga), juga Nabi dl membolehkan masjid Nabawi di gunakan sbg tempat utk melaksanakan ritual keagamaan kristen, kok sekarang "cuma" ucapin natal aja di bilang ngerusak aqidah..
Dan pengucapan selamat Natal disamakan dg ucapan syahadatain? Sungguh keterlaluan, menyamakan kalimat agung tersebut dengan sebuah kalimat "tak berarti"..
Dan memang sebaiknya juga kita ga lebay dlm mengucapkan natal sampe-sampe ikut berpesta pora yg sia-sia..sampe-sampe kita larut di dalamnya..dan memang, ketika kita mengucapkan natal, di khawatirkan kita akan terjerumus dlm hal-hal lebay bin sia-sia itu maka sungguh di wajibkan bagi kita senantiasa berhati-hati..
Dan bagi yg mempunyai sahabat, saudara, karib, kerabat, bos yg demi hubungan baik, demi kerukunan, demi penghormatan, dan demi kelancaran dakwah, kelancaran dialog dan diskusi keagamaan maka ucapkan dan jagalah selalu hati dan iman-mu..

Wallahu'alam bis showab..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Apalah

Sementara itu kita bersemangat untuk berdakwah, halnya juga seharusnya pula kita mampu berdiri tegak jujur dan konsisten melaksanakan apa yang kita ucapkan..
Bukan hanya menjejalkan tentang janji-janji surga, lebihkanlah pada kengerian neraka..bukan mengapa, nikmat dunia sudah terlalu menghijaukan pemandangan mata daripada iming-iming surga..
Tapi demikian jangan pula terlalu mudah menyalahkan jikalau menemukan janji-janji yang berbeda, sungguh, bisa jadi janji itu yg benar dan janji kita yg salah..bukan, bukan janji kita salah tapi pemahaman kita atas janji tersebut yg kurang tepat..
Pemahaman artifisial, pemahaman tekstual, pemahaman pengembangan, dan banyak pemahaman lain yg mungkin saja lebih benar drpd pemahaman kita..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Selasa, 24 Desember 2013

22 Desember 2013

Seandainya aku tahu seberapa besar cinta seorang ibu, yg aku tahu hanyalah seper-sepuluh dari cintanya..bahkan mungkin seper-sejutanya..
Aku sungguh tak akan pernah tahu..
Seandainya aku selalu sadar tentang hal ini, tak akan sekalipun aku membantah, tak sedikitpun akan mengeluh terhadap semua perintahnya..tapi kadang mataku, hatiku, otakku seolah tumpul, buta terhadap kasih sayang seorang ibu yg hanya dapat aku ketahui seper-sepuluh itu..maafkan aku ibu..

Jika ibu yg selalu hadir, ibu yg terwujud nyata di depan mata, ibu yg wanginya tercium hidung saja aku hanya dapat mengetahui kasih beliau seper-sepuluh (bahkan seper-sejuta) itu saja sering ku lupa.. Bagaimana dengan kasih sayang Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam? Bagaimana pula kasih sayang Allah Sang Maha Segala itu?
Sungguh sangat jauh dari surga apa yg aku jalani..
Astaghfirullahal 'adzim..Astaghfirullahal 'adzim li waliwa lidayya wa li ashabil huquqiy 'alayya wa li jami'il muslimina wal muslimat, mu'minina wal mu'minat al ahyaa i wal amwat..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Nasib buruk

Sepertinya hari sudah beranjak senja ketika aku seolah menyerah untuk berpikir, burung-burung sudah mulai berkeliaran memenuhi semburat merah di angkasa, dan bunyi klakson yang bersahutan mulai bernyanyi seiring jalanan sudah kembali padat oleh kendaraan-kendaraan mewah. Entah sudah berapa banyak pakar yg menyatakan negeri ini adalah negeri yang miskin, negeri potensi perkembangannya sangat lambat (karena harus membayar bunga-bunga hutang tentunya). Tapi lihatlah di ibukota negeri ini, bahkan berjalan kaki pun seolah tak ada celah, kendaraan-kendaraan mewah terparkir di kiri kanan jalan, bahkan di tengah!!!
Kepalaku berdenyut ketika lamat-lamat ku menatap di seberang jalan, seorang nenek yang sedang menggendong seorang bayi sedang di gelandang petugas, entah salah apa yang telah di perbuatnya.
Aku seorang pendatang. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan, di tengah gemerlap kota ini. Yang ku tahu (kata orang-orang kampungku) di kota inilah tempat dimana nasib baik bertemu tuannya.
Yang aku tak tahu, dimana nasib baik itu?
Yang aku tak tahu, nasib buruk lebih sering bertemu dengan tuannya..
Nasib buruk yang menyebabkan anak kehilangan orang tuanya bahkan di dalam peluknya..
Nasib buruk yang menyebabkan sekelompok agamawan bertengkar tentang hal-hal di luar akidah, alih-alih mempersatukan pendapat dan umat..
Nasib buruk yang menyebabkan orang-orang pintar pembela rakyat justru menikam orang yang di belanya..
Nasib buruk bagi pemegang-pemegang kunci kebaikan, karena sungguh keburukan telah memakai topeng keadilan..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Lalu..?

Seseorang bertanya kepadaku..
Seberapa besar sih arti dari ibadah yg kau jalankan?
Apasih tujuanmu menjalankannya?
Seberapa kekal hal yg kau kejar di dunia ini?
Seberapa kekal pula hal yg kau kejar untuk akhirat nanti?
Bukankah surga dan neraka hanyalah makhluk jua yg tak mungkin kekal, ya asal kau tahu, kekekalan hanya milik Tuhan-mu kan? Dan tak ada satu makhluk pun yg menyamai Tuhan-mu itu kan?
Lalu, jika surga dan neraka itu tak ada, apa kau masih mau menjalankan perintah-Nya?
Lalu, apa yg akan kau lakukan setelah masuk surga? Melupakan ibadah-ibadah yg seakan menyiksamu di dunia untuk menikmati nikmat makhlukNYA?
Lalu apakah dengan menikmati segala kesenangan surgawi itu kau masih mampu mengingat kehadiran Tuhan-mu?
Lalu..lalu..lalu..lalu..banyak lagi pertanyaan yg bertubi-tubi menyerangku..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Do'a

Ketika lelah, hanya sepersekian detik waktuku untuk melabuhkan lelahmu..
Ketika gelisah, hanya sepersekian detik waktuku untuk mendaratkan tenangmu..
Hanya, kadang kau tak mau memanggilku..
Tak terbersit dalam hatimu satu detik pun untuk mengingatku
Kedamaianmu adalah kedamaian bagiku, aku adalah sebuah hati untukmu
Aku bukanlah sebuah fatamorgana tanpa wujud..
Aku bukanlah sebuah titik pemberhentian rindu..
Aku bukanlah sebuah oase cinta..
Aku hanyalah aku yang semakin tak berdaya tanpamu..
Aku-lah sebait doa..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Senin, 28 Oktober 2013

Apa?

Berada di lantai sepuluh di salah satu bangunan Ibukota, pagi ini seperti biasa, tak banyak yang berubah, selain waktu tentunya. Dari atas sini melihat di seberang ada sebuah jalan layang yang sudah hampir 3 tahun belum juga terpakai. Dibawahnya lalu lintas ramai cenderung padat, satu dua orang membunyikan klaksonnya seakan sang waktu hendak menerkamnya.
Para pekerja di gedung sebelah sudah sejak awal kedatanganku sudah mulai bergerak, memasang satu persatu besi, mengaduk pasir dan semen. Sementara yang lainnya bekerja, seorang petugas keamanan sedang berbincang dengan beberapa tukang ojek sambil meniupkan asap dalam mulutnya.
Kontras sekali jika kemudian aku menoleh ke sebelah kiri, berjejer-jejer pusara bagi tubuh yang jiwa nya entah berada dimana. Sepi, hanya keheningan yang menyapu mataku. Seperti halnya diriku kini.
Entah bagaimana awal mulanya, beberapa hari terakhir pikiranku seolah di penuhi oleh hasrat, mimpi yang absurd. Mimpi itu menimbulkan keinginan yang begitu kuat, tetapi bagian lain dari tubuhku, otak, tak mau bekerja berirama. Dia tak bisa mencerna dan memahami apa yang sebenarnya sedang kulakukan, telah kulakukan, dan akan kulakukan. Berhari-hari tubuhku seolah berjalan dan bergerak hanya sesuai naluri.
Dan disini, di lantai 10 sebuah gedung di Ibukota aku terduduk, terpaku, mengamati dan berpikir akan adanya diriku. Hendak kemanakah jiwaku berlabuh? Laki diriku yang mana yang telah berguna bagiku dan keluargaku? Sampai kapan aku harus bergerak dalam kekosongan?
Aku tahu, waktuku tak banyak. Dan aku harus segera tahu apa yang terjadi dalam diriku.

Jakarta 29 Oktober 2013

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Selasa, 22 Oktober 2013

Benarkah kita adalah orang merdeka?

Benarkah kita adalah orang merdeka?
Padahal segala tindakan kita banyak yang sangat di pengaruhi oleh tindakan orang lain..
Kita adalah orang ramah, tapi ketika kita bertemu dengan orang yang sangat jutek secara otomatis kecenderungan kita adalah ikut jutek
Kita adalah orang pemurah, tapi ketika kita bertemu dengan orang yang sangat pelit secara otomatis kecenderungan kita adalah ikut pelit kepada dia
Kita adalah orang yang baik, tapi ketika kita bertemu dengan orang yang di kenal sangat jahat secara otomatis kecenderungan kita adalah menjadi orang yang bersu'udzon kepadanya
Kita adalah orang sumeh, tapi ketika kita bertemu dengan orang yang memusuhi kita, secara otomatis kecenderungan kita adalah ikut cuek kepadanya
Dan banyak hal lagi yang mungkin sangat bertolak belakang dengan pribadi kita sebenarnya, kita sering terjebak dalam situasi-situasi yang membuat kita terpenjara, karena kita bukanlah orang yang benar-benar merdeka..

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Selasa, 15 Oktober 2013

Idul Adha

Idul Adha tahun ini sama seperti tahun-tahun yang sebelumnya, penceramah di masjid tempatku dan keluarga menunaikan sholat belum berceramah tentang sesuatu yang beda. Masih terlalu standart, cerita-cerita tentang puja-puji Nabiyullah Ibrahim dan putranya Ismail alaihissalam, dan makna kurban. Ceramah yg terlalu standart ini seperti sebuah kaset yg diputar berulang kali dan itu membosankan, yg membuat banyak jama'ah sholat alih-alih memperhatikan, malah tidur ! :(
Seharusnya momen inilah saat tepat bagi penceramah untuk (setidaknya sedikit) menggugah mindset, pola pikir, masyarakat tentang bukan hanya makna kurban bagi pribadi, tapi juga masyarakat, kehidupan beragama, kehidupan pluralitas, kehidupan yg terus berkembang.
Seperti yg sudah-sudah pula, ceramah "standart" ini berujung pada jeleknya pola pendistribusian daging kurban. Meskipun tak ada syarat khusus dalam hal distribusi daging kurban, tapi setidaknya jika sebuah ceramah mungkin bisa merubah cara pendistribusian yg lebih merata dan manusiawi.
Semisal di rumah ku, kami mendapatkan daging kurban hampir 5kg. Padahal di bagian lain jakarta banyak yg mengantri, bahkan hingga ada yg meninggal, hanya untuk dapat 0,5kg daging. Ironis bukan?
Dari ceramah-ceramah "standart" itu pula momen Idul Adha dan Haji seakan kehilangan "ruh", seolah-olah hanya sebagai kegiatan rutin tahunan yg wajib ada. Hanya sebatas itu, ga lebih dan mungkin malah berkurang.
Pada akhirnya, semoga para pendakwah kita tak bosan-bosan untuk berinovasi dan lebih kreatif untuk mengingatkan umat ke arah yg lebih baik dg tausiah-tausiahnya. Aamiin.. Dan tentu sebagai seorang pribadi, kita bisa lebih memahami hikmah dan esensi dari kejadian-kejadian yg sering kita alami.

Wallahu 'alam bisshowab

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Jumat, 11 Oktober 2013

Tidak kah?

Tidak kah kita terlalu merencanakan hidup? Terlalu berharap banyak hal yang membuat kita pada akhirnya bersedih tak menerima apa yang menjadi takdirNYA..
Tidak kah kita terlalu sering tak bisa membedakan kebutuhan dan keinginan kita?
Terlalu mengejar suatu hal yang hakikatnya tak terlalu kita butuhkan..
Tidak kah kita sering terlalu memikirkan banyak hal yg tak seharusnya kita pikirkan?
Terlalu takut melangkah dan tak tahu harus berbuat apa karena persepsi-persepsi yang belum tentu terjadi..
Tidak kah kita terlalu sering berbuat sia-sia?
Entahlah..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Selasa, 08 Oktober 2013

walau satu ayat

Ustadz/pendakwah/murobbi beda sama motivator ataupun guru..menjadi seorang ustadz di tuntut lebih mengerti secara mendalam kaidah-kaidah yg di ajarkan..mengutip hadits misal, harus tau betul sanad-nya, harus tau betul kondisi hadits, harus tau betul pertentangan-pertentangan hadits tersebut..
Sampaikan walau satu ayat, kenapa Nabi menyebutkan "satu ayat"? Karena satu ayat pun itu ga gampang membedahnya, apalagi pake Qur'an terjemahan tok, ada cerita2, asbabun nuzul, hadits-hadist penjelas, bagaimana sebuah hadist itu sampe ke kita, bagaimana kualitas perawinya, dll..
Ustadz, bukan hanya sekedar membacakan sebuah ayat tp juga harus menjabarkan, mempraktekkan, ga sekedar mengambil kesimpulan dhohir/tekstual saja..
Atau semacam tadabbur, ga semudah itu, boleh-lah setiap orang melakukan tadabburnya sendiri,memahami sesuai kemampuan dan tingkat keilmuan dia, tp itu hanya untuk pribadi..untuk di sampaikan kepada org lain? Kapasitasnya sebatas apa?
Sekaliber Imam Nawawi yg kitab nya jadi rujukan di pesantren2 Indonesia aja ada yg salah,
ga semudah itu menyampaikan "walau satu ayat" apalagi jadi ustadz..beraatt, sangat berat, apalagi tanpa ada perilaku nyata dalam keseharian kita..na'udzubillah..
Disinilah kaitannya dengan tuntutan Nabi yang lebih "mudah" yaitu menuntut ilmu !!! Sehingga kita bisa menyampaikan "walau satu ayat"..

Wallahu'alam..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Senin, 07 Oktober 2013

Sebuah cerita

Surat kahfi bercerita tentang Nabi Musa dan Nabi Khidir..sebagaimana kita telah faham dan ketahui bersama, apa yg di lakukan Nabi Khidir adalah sebuah "kesalahan" dalam kacamata Nabi Musa (dan mungkin kita, seandainya kita ada di kejadian dan waktu tersebut), sedangkan apa yg di tanyakan Nabi Musa adalah "kebenaran" dalam kacamata beliau (dan kacamata umum).. tapi kenyataan-nya adalah sebaliknya, perbuatan Nabi Khidir adalah "kebenaran" dan sangkalan Nabi Musa adalah "kesalahan"..
Jadi masih yakin kita 100% benar?
Masih yakin kebenaran adalah suatu hal yang mutlak?
Masih mau terus nyinyir pada yang beda pendapat?
Masih mau terus bertengkar dan bertentangan?
Masih yakin ga mau ambil "jalur" tengah dalam setiap persoalan?
Wallahu ya'lamuu wa nahnu laa na'lamuu..
Allah Maha Tahu dan kita tidak tahu apa-apa kecuali ilmu yang secuil dari-NYA..

Selamat Pagiii...
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Kamis, 26 September 2013

Perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau setitik hitam di tengah gurun salju yang putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan semangat. Tak jarang pula dia membuat seluruh tubuhmu ringan, mengambang di udara, merasakan kenyang meskipun kau bahkan tak selera makan.
Hebat sekali benda bernama perasaan itu, dia bisa membuat harimu hangat, harimu berubah cerah dalam sesaat, padahal dunia sedang mendung, hujan. Pula tak jarang pula membuat hujan di matamu, bahkan ketika kamu berada di antara ribuan manusia yang berpesta.
Perasaan, bertunas, tumbuh mengakar, bahkan berkembang biak di tempat yang paling mustahil dan paling tidak masuk akal sekalipun. Perasaan kadang di paksa tumbuh di waktu dan orang yang salah, dan tak jarang harus di babat habis di waktu dan orang yang tepat.

Bagaimana perasaanmu hari ini kawan?

@awanglicious

Hanya sebait rindu, terhempas lepas dari sebuah jarak kehidupan..
Hati dan perasaan, menyipit, mengular dan menggulung pada hati yang sama setiap hari, setiap waktu..teruntuk kau, istriku..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Perasaan

Perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau setitik hitam di tengah gurun salju yang putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan semangat. Tak jarang pula dia membuat seluruh tubuhmu ringan, mengambang di udara, merasakan kenyang meskipun kau bahkan tak selera makan.
Hebat sekali benda bernama perasaan itu, dia bisa membuat harimu hangat, harimu berubah cerah dalam sesaat, padahal dunia sedang mendung, hujan. Pula tak jarang pula membuat hujan di matamu, bahkan ketika kamu berada di antara ribuan manusia yang berpesta.

Bagaimana perasaanmu hari ini kawan?

@awanglicious

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Keyakinan Kita

Pernah suatu ketika pas dulu pacaran sama orang buddha, kita diskusi juga masalah agama. Dia ini sebelumnya udah belajar tuh kelima agama di Indonesia, mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Dan dari sekian banyak yang di pelajari itu ternyata yang menurut hati dan ego-nya benar adalah Buddha.
Menarik nih, dari sekian banyak diskusi kita hal paling dasar yang beda adalah Ibadah, Qada-Qadar dan kehidupan setelah mati. Keren kan? Bukan Tuhan, bukan Muhammad Rasulullah, bukan malaikat, bukan pula Al-Qur'an.
Sesuai dari diskusi kita, kita sepaham bahwa Tuhan itu ya emang satu, ga mungkin dua, tiga, apalagi banyak, apapun nama Tuhan itu. FYI,Buddha itu bukan tuhan mereka,dan patung Buddha hanyalah "media" bagi akal mereka agar lebih khusuk berdoa,menurut dia. Bahkan bisa jadi Tuhan ya alam semesta ini sendiri.
Malaikat, kita juga sepaham bahwa malaikat adalah "pembantu" Tuhan untuk menyampaikan maksud Tuhan kepada seluruh makhluk lainnya, seperti hal nya dewa-dewa mereka. Tentang Muhammad Rasulullah, agak berbeda namun tak begitu sengit, kita percaya bahwa Muhammad sebagai Rasulullah, utusan Allah kepada segenap manusia, bedanya aku berpendapat bahwa Muhammad adl penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya, sedangkan dia berpendapat bahwa Muhammad tak lebih sempurna daripada Sidharta Gautama. Pun begitu dengan Al-Qur'an, tak lebih baik dari Kitab Weda.
Nah perbedaan sengit justru ada pada tata cara Ibadah, dia berpendapat bahwa Ibadah adalah urusan hati yang berbanding lurus dengan perbuatan kita terhadap sesama dan lingkungan (semua hal dari alam), segala macam sholat, dzikir, dll tidaklah ada gunanya jika tak berwujud dalam hidup keseharian kita. Jika kita melakukan sholat dan dzikir sepanjang waktu, tapi perbuatan kita buruk maka itu bukanlah sebuah ibadah yang sesungguhnya (sholat dan dzikir hanyalah "alat" seperti patung Buddha). Ibadah menurutnya adalah segala bentuk perbuatan baik sekecil apapun.
Hal kedua adalah Qada-Qadar, takdir, dia meyakini bahwa takdir itu adalah buatan pribadi kita sendiri. Baik atau buruk nasib kita itu adalah hasil dari perbuatan kita sendiri, baik yang sekarang maupun perbuatan di masa lalu (dari hasil reinkarnasi). Dan ini berkaitan pula dengan kehidupan setelah mati, aku meyakini bahwa ada surga dan neraka setelah mati dan kiamat nanti. Tapi dia, dia tak yakin adanya kiamat. Alam, terlalu luas untuk hancur secara bersama-sama, mungkin bumi dan galaksi bima sakti ini bisa hancur, tapi ada berapa galaksi di luar sana, pun juga reinkarnasi tak selalu harus berwujud manusia kembali, entah berwujud hewan, tumbuhan, atau makhluk lain apa lagi di luar sana. Sedangkan surga adalah suatu kondisi dimana kehidupan begitu damai dalam hati dan pikiran, dan sebaliknya adalah neraka.
Dan pada akhirnya kita berpisah, bukan karena perbedaan agama, tapi lebih karena kepercayaan terhadap sebuah takdir bagiku dan jarak baginya. Bagaimanapun sebuah kisah indah tentang hakikat perbedaan kebenaran pernah bersemayam dalam hati kita berdua.
Jadi adakah kebenaran mutlak di dunia ini? Hanya Tuhan Yang Maha Tahu yg mengerti, kita hanyalah makhluk yg hanya sedikit tahu..Fanatik boleh, yakin dengan kebenaran kita wajib, tapi jangan pernah memaksakan kebenaran kita pada yang lain, apalagi mencela kebenaran orang lain. Menghina sebuah kesalahan (atau kebenaran orang lain) adalah sebuah kesalahan itu sendiri.

@awanglicious

See yaa..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Selasa, 17 September 2013

Belajar

Beberapa orang cenderung untuk mempercayai apa yg mereka baca di buku-buku, tapi gagal menangkap apa yg mereka lihat dlm dunia nyata. Sebagian orang percaya akan adanya orang-orang hebat di luar sana dan ingin berjumpa dengannya, tapi mereka tak pernah menyadari kehebatan pribadi mereka sendiri atau bahkan mereka tak pernah mengenali orang-orang hebat di tengah mereka, teman, murid, atau keluarga. Terkadang mereka malah mengejeknya, keakraban yang ada seakan-akan membutakan mereka.

Belajar pembinaan karakter adl pembelajaran utama yg harus di lakukan oleh segenap manusia, baik untuk pribadi maupun lingkungan. Sayangnya kebanyakan orang menjadikan pembentukan karakter (pun pembelajaran lain) hanya sebagai sarana untuk memperoleh posisi dan harta yg baik. Pelayanan apapun yg di tawarkan mereka terhadap masyarakat hanyalah sekedar basa-basi. Belajar mempunyai nilai praktis dan idealis, selain membentuk karakter, jg akan memampukan kecakapan secara umum untuk hidup dalam masyarakat. Belajar bukanlah sebuah ritual agar memiliki kedudukan ataupun harta. Hormatilah kekuasaan, tapi jangan jadikan ia tuhan.

Banyak orang dapat mengutip kalimat indah dari apa yg mereka baca, tapi tak pernah mampu menjalankan apa yg mereka pelajari (termasuk saya). Belajar seharusnya membantu kita untuk meningkatkan level diri kita pribadi, tapi sayang, saya mengamati bahwa beberapa orang cenderung untuk menjadi sombong hanya karena mengetahui yg orang lain tidak tahu. Mereka bangga akan ilmunya, tidak menghargai yg lebih rendah dan tidak menghormati yang lebih tinggi. Jika pengetahuan membuat kita bersikap seperti itu, lebih baik jika kita tidak berpengetahuan sama sekali.

Untitled

Semua orang hidup terikat dan bergantung pada pengetahuan atau persepsinya sendiri, itu disebut kenyataan. Tetapi pengetahuan atau persepsi itu adalah sesuatu yang samar, bisa saja kenyataan itu hanya ilusi, sehingga saat ini semua orang hidup dalam asumsi..
Kegagalan juga menyenangkan. Hidup dengan kepercayaan bahwa cobaan adl pelajaran itu berguna untuk menempa diri sendiri.
Saat kau mengenal kasih sayang , kau juga menanggung resiko kebencian..pelajarilah itu, maka kebencianmu akan bisa kau minimalisir...
kalau dilukai, kita akan merasa benci.. sebaliknya, kalau melukai orang, kita akan dibenci dan tersiksa rasa bersalah. Tapi karena mengetahui penderitaan seperti itulah, kita juga bisa berbuat baik pada orang lain, itulah manusia.
Kewajiban kita adalah menjadi contoh dan membantu generasi berikutnya, mempertaruhkan segalanya sambil tersenyum demi itu. Pengalaman bukan jaminan untuk menang, karena tiap generasi akan selalu tumbuh dengan lebih baik.
Satu-satunya yang harus dilakukan orang tua adalah mempercayai anaknya, Itu saja... Dan dari situlah nilai sesungguhnya. Akhirnya semoga aku tak tersesat di jalan yang bernama kehidupan....
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Jumat, 13 September 2013

Perang

Perang / Jihad adalah urusan yang sangat serius. Seorang pemimpin (kita adalah pemimpin bagi diri kita)harus mewaspadai EMOSI-nya sendiri. Jika bukan untuk kepentingan negara (atau agama), dia seharusnya tidak pergi berperang. Jika dapat sukses tanpa berperang, pemimpin tak seharusnya menggunakan pasukannya. Perang / Jihad tak bisa di mulai karena alasan kemarahan, juga tak seharusnya pula berperang karena membenci musuhnya.
Satu pertimbangan penting sebelum pergi berperang adalah : Jika seseoarang berperang, dapatkah dia menang? Kemarahan mungkin akan reda, kebencian mungkin akan padam. Tetapi akibat dari perang tetap ada, orang-orang yg mati untuk perang akan hilang selamanya. Dan timbul dendam.
Cara terbaik untuk menang adl tanpa pertarungan, mengalahkan musuh tanpa membinasakannya, dan melemahkan musuh tanpa membunuh/terbunuh. Kemenangan tertinggi adalah mengalahkan musuh tanpa pertempuran, membuat musuh menyerah, membuat mereka melihat bahwa kita itu sangat hebat sehingga tidak ada gunanya untuk melawan walau sekecil apapun.
Cara demikian bisa tercapai dengan mengalahkan strategi musuh secara keseluruhan. Atau mengalahkan musuh dalam percaturan politik dan diplomasi.
Cara terburuk untuk berperang adl menempatkan mata-mata di kota musuh dan mengalahkan mereka dg menimbulkan kekacauan di dalam negeri dg hasutan.
Jikapun kita dapat menang perang tetapi gagal untuk mencapai tujuan itu sama artinya dg kekalahan.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Rabu, 11 September 2013

Protes Miss World

Perhelatan Miss World di Indonesia mengalami kontroversi..ada sebagian ormas, individu yang menolak di adakannya perhelatan Miss World tersebut. Namun juga tak sedikit yg mendukung. Mereka yg menolak umumnya berpendapat bahwa wanita bukanlah sesuatu yg patut di pertontonkan, dg sarat dalil agama mereka keluarkan. Atau juga bahwa perhelatan Miss World ini ga sesuai dengan budaya timur.

Disinilah ironis dalam pikiranku berontak. Jika persoalannya adl benturan dg agama, kenapa baru sekarang di Era Miss World mereka menolak hingga berdemo dan mengganggu kepentingan masyarakat lain? Sebelum Miss World, di Indonesia sendiri sudah beberapa kali diadakan perhelatan Miss Indonesia, Puteri Indonesi, Abang-None, Cak-Ning, dll yg serupa namun tak ada protes yg berlebihan dr mereka. Dan lucunya mereka protes dengan membawa gambar Miss world yg setengah telanjang itu dengan di angkat tinggi. Lah apa bukannya malah diliat banyak orang tuh wanita seksi setengah telanjang? Aneh.. Apakah cuman cari sensasi dg bawa-bawa nama Agama?

Juga melihat fakta bahwa Indonesia adl negara bagi seluruh masyarakat dg beragam agama dan kepercayaan, menurut saya adl wajar jika Indonesia bisa menyelenggarakan Miss World. Jikalau muslim tak ingin menontonnya itu adl hak pribadi, juga sebagai kewajiban utk nahi munkar kepada anggota keluarganya masing-masing. Tak elok jika kita memaksa hak kita sebagai muslim tapi mengabaikan kepentingan dan hak negara sekuler dan penganut agama yg lain. Merupakan tugas individu muslim untuk mencegah dirinya dan keluarganya, tidak dengan menonton misalnya.

Jika persoalannya adl benturan dg budaya dan nilai adat timur, bukankah penyelenggara sudah berjanji mengubah konsep yg sesuai dg adat ke-timur-an? Apalagi yg d persoalkan? Tinggal kita nantikan benarkah apa yg di janjikan penyelenggara tersebut?

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Ironi di linikala-ku

Apakah benar pendapat saya bahwa manusia indonesia ini terlalu mudah di giring dan terlalu mudah taqlid?
Apakah benar pendapat saya jika saya menganggap bahwa ada standart ganda yg di hembuskan orang-orang pintar di linikala twitter saya..para ustadz-ustadz yg berbahasa lembut hingga yg tanpa tedeng aling-aling..

Beberapa minggu lalu ketika di mesir,suriah,dan kawasan timur tengah lain terjadi demo dan pembunuhan muslim oleh muslim yg lain, ramai sekali orang mencaci, mencibir, trenyuh akan kejadian disana..para ustadz pun ramai-ramai mendoakan melalui linikala..bahkan ada yg berani mengkafirkan pihak yg dinilai lebih bersalah karena menggulingkan pemerintah..

Beberapa minggu sebelum itu, di dalam negeri sendiri ada kejadian juga..pengusiran muslim oleh muslim yg lain pula, tapi respon yg ada bertolak belakang dg apa yg terjadi di luar negeri..para ustadz-ustadz yg penuh kalimat kelembutan itu pun membisu,.Beberapa waktu ini kejadian serupa terulang kembali, namun respon yg sama terulang pula, diam seribu bahasa..bahkan ada yg cenderung membela yg mengusir drpd yg terusir..yang terusir lebih berbahaya dg syi'ah nya kata mereka..Padahal pembelaan di negeri yg jauh sana mereka bilang tragedi kemanusiaan..

Bahkan kejadian terbunuhnya muslim (polisi) masih kalah gaung dg kejadian kecelakaan seorang bocah..mereka bahkan lebih memilih berkomentar tentang "vicky-isasi"..

Ya Rabb..apakah yg terjadi di negeri ini? Apakah karena yg terbunuh disini belum sampai dihitungan sepuluh lalu bisa di hiraukan? Apakah yg disini belum terbunuh hingga mereka enggan berdoa? Apakah karena mereka berbeda pandangan sehingga layak di usir dan di buang? Apakah..apakah..apakah..aq tak dapat berkata lagi..

 Apa yang paling berbahaya bagi dunia? Informasi dan Ego menurut saya...

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Senin, 02 September 2013

Aku hanya tak tahu..

Aku hanya tak tahu apa yang harus aku lakukan..
Cinta hanya membutuhkan cinta itu sendiri..
Cinta tak butuh kebencian,
kebencianlah yang membutuhkan cinta untuk melepasnya..
Cinta tak butuh pengorbanan,
pengorbananlah yang membutuhkan cinta untuk bertahan..

Aku hanya tak tahu apa yang harus aku lakukan..
Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya
Karena cinta telah cukup bagi cinta

Aku hanya tak tahu apa yang harus kau lakukan..
Cintamu adalah ke-gairah-an,
Kau cukupkan Tuhan hanya untuk dirimu,
tapi tak pernah kau cukupkan dirimu untuk Tuhan

Aku hanya tak tahu apa yang harus kau lakukan..
Rasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tentang cinta
dan menitiskan darah dengan ikhlas dan gembira..
Menikmati kelembutan penderitaan yang membelai dari tempat antah berantah

Aku hanya tak tahu apa itu cinta dan kita..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Hanya Itu..

Hanya sekejap kemudian raib..
Percuma saja kau berdiam, berdiri, dalam telaga itu..
Hanya sebuah kematian yang menunggumu..
Akankah kau akhirnya menyadari setiap jejak yang ku tinggalkan?
Dalam putihmu aku selalu terhanyut..
Dalam hitammu aku selalu terjebak..
Kita hanya bisa beranjak dari singgasana ini jikalau kau mau..
Kita hanya perlu sedikit meruntuhkan apa yang tersimpan dalam ego kita..
Tapi harapan mu bukanlah harapan kita, bagaimana aku harus menjagamu?
Tapi tujuan mu bukanlah tujuan kita, bagaimana aku harus mengikutimu?
Sejenak kemudian kau berpaling..
Hitam..putih..remang..
Kembali sebuah perih menghias dalam angan..
Aku ingin kau dan kita..hanya itu..

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Senin, 26 Agustus 2013

Apalah..

kedewasaan bukanlah perkara umur, uban dan ketidak-mandirian bisa saja terus akur berteman waktu..
kedewasaan bukanlah perkara menjadi tua, melainkan kemampuan belajar pada masa lalu. berapapun umurmu!
Dan ada dunia ciptaan sendiri di dalam kepala setiap orang, dengan masing-masing berhalanya. --semoga selalu ada nabi-nabi pemberani dalam hati..
sepedih apapun hati, selama ego masih jadi berhala dalam kepala, haram hukumnya bagi seseorang untuk mencintai..di cintai, boleh....
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Minggu, 18 Agustus 2013

Syi'ir Tanpo Wathon

Yaa rosulalloh salammunalaik ..... (Wahai utusan Allah, semoga keselamatan tetap padamu)

Yaa rofi'asaani waddaaroji ..... (Wahai yang berbudi luhur dan bermartabat tinggi)

Atfatayaji rotall aalami ..... (Rasa kasihmu wahai pemimpin tetangga)

Yauhailaljuu diwaalkaromi ..... (Wahai ahli dermawan dan pemurah hati)

Ngawiti ingsun nglaras syi'iran ..... (Kuawali dengan melantunkan syair)

Kelawan muji maring Pengeran ..... (Dengan memuji kepada Tuhan)

Kang paring rohmat lan kenikmatan ..... (Yang memberi rahmat dan kenikmatan)

Rino wengine tanpo pitungan 2X ..... (Siang dan malam tanpa perhitungan)
 

Duh bolo konco priyo wanito ..... (Wahai sahabat pria dan wanita)

Ojo mung ngaji syare'at bloko ..... (Jangan hanya mengaji hukum saja)

Gur pinter ndongeng nulis lan moco ..... (Hanya pandai bercerita, menulis dan membaca)

Tembe mburine bakal sengsoro 2X ..... (Akhirnya hanya akan sengsara)

Akeh kang apal Qur'an Haditse ..... (Banyak yang hafal Qur'an Haditsnya)

Seneng ngafirke marang liyane ..... (Suka mengkafirkan orang lain)

Kafire dewe gag digatekke ..... (Kekafirannya sendiri tak diperhatikan)

Yen isih kotor ati akale 2X ..... (Jika masih kotor hati akalnya)

Gampang kabujuk nafsu angkoro ..... (Mudah terbujuk nafsu angkara)

Ing pepaese gebyare ndunyo ..... (Dalam hiasan gemerlapnya dunia)

Iri lan meri sugihe tonggo ..... (Iri dan dengki kekayaan tetangga)

Mulo atine peteng lan nisto 2X ..... (Maka hatinya gelap dan nista)

Ayo sedulur jo nglaleake ..... (Mari saudara jangan lupakan)

Wajibe ngaji sak pranatane ..... (Kewajibannya mengaji lengkap aturannya)

Nggo ngandelake iman tauhide ..... (Untuk mempertebal iman tauhidnya)

Baguse sangu mulyo matine 2X ..... (Bagusnya bekal mulia matinya)

Kang aran sholeh bagus atine ..... (Yang disebut sholeh itu bagus hatinya)

Kerono mapan seri ngelmune ..... (Karena baik tingkat keilmuannya)

Laku thoriqot lan ma'rifate ..... (Menjalankan tarekat dan ma'rifatnya)

Ugo haqiqot manjing rasane 2 X ..... (Juga hakikat bersemayam di hatinya)

Al Qur'an Qodim wahyu minulyo ..... (Al Qur'an Qodim wahyu mulia)

Tanpo tinulis biso diwoco ..... (Tanpa tertulis bisa dibaca)

Iku wejangan guru waskito ..... (Itu petuah guru bijak)

Den tancepake ing jero dodo 2X ..... (Ditancapkan ke dalam dada)

Gumantil ati lan pikiran ..... (Melekat di hati dan pikiran)

Mrasuk ing badan kabeh jeroan ..... (Merasuk dalam badan dan seluruh hati)

Mu'jizat Rosul dadi pedoman ..... (Mujizat Rasul jadi pedoman)

Minongko dalan manjinge iman 2 X ..... (Sebagai sarana jalan masuknya iman)

Kelawan Alloh Kang Moho Suci ..... (Kepada Alloh Yang Maha Suci)

Kudu rangkulan rino lan wengi ...... (Harus mendekatkan diri siang dan malam)

Ditirakati diriyadohi ..... (Diusahakan dan dilatih sungguh-sungguh)

Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X ..... (Dzikir dan suluk jangan sampai lupa)

Uripe ayem rumongso aman ..... (Hidupnya tentram merasa aman)

Dununge roso tondo yen iman ..... (Itulah perasaan tandanya beriman)

Sabar narimo najan pas-pasan ..... (Sabar menerima meski pas-pasan)

Kabeh tinakdir saking Pengeran 2X ..... (Semua adalah takdir dari Tuhan)

Kelawan konco dulur lan tonggo ..... (Terhadap teman, saudara dan tetangga)

Kang podho rukun ojo ndersilo ..... (Yang saling rukun jangan bertengkar)

Iku sunahe Rosul kang mulyo ..... (Itu sunnahnya Rosul yang mulia)

Nabi Muhammad panutan kito 2x ..... (Nabi Muhammad tauladan kita)
 

Ayo nglakoni sakabehane ..... (Mari lakukan semuanya)

Alloh kang bakal ngangkat drajate ..... (Allah yang akan mengangkat derajatnya)

Senajan asor toto dhohire ..... (Walaupun rendah secara lahiriah)

Ananging mulyo maqom drajate 2X ..... (Namun mulia kedudukan derajatnya di sisi Allah)

Lamun palastro ing pungkasane ..... (Ketika ajal telah datang di akhir hayatnya)

Ora kesasar roh lan sukmane ..... (Tidak tersesat roh dan sukmanya)

Den gadang Alloh swargo manggone ..... (Disayang Allah surga tempatnya)

Utuh mayite ugo ulese 2X ..... (Utuh jasadnya juga kain kafannya) 

Kamis, 08 Agustus 2013

Impian Indonesia

kelak, saya ingin mendengar cerita tentang seorang yang rela dimiskinkan demi mengembalikan bahagia hidup orang-orang di sidoarjo..

saya ingin mendengar cerita tentang: suatu hari, papua bisa menikmati emasnya sendiri..

saya ingin mendengar dongeng dimana suara-suara dari rumah ibadah apa saja adalah berkah, bukan teror yang horor..

saya ingin melihat anak kecil yang berani menunjuk, berkata lantang; pecundang itulah pembunuh bapak ku! hari dimana hukum telah tegak..

saya ingin melihat seorang nasrani, muslim, budha, hindu atau seorang agama apapun, saling bantu atas nama kemanusiaan..

saya ingin melihat dan mendengar apa saja yang mungkin mustahil terjadi di negeri lelah ini..

pada akhirnya, saya berdoa, saya ingin hidup di hari dimana tak ada yang mustahil bagi negeri sederhana ini. Indonesia..

saya percaya negeri ini tak miskin, tapi sulit juga menyebutnya kaya karena hartanya selalu dicuri. sebut saja Indonesia ini sederhana..

serakah para tetua yang membuat para pemuda jadi takut punya mimpi..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Senin, 05 Agustus 2013

SYI ' AH

Dalam beberapa hari ini hati saya gusar, tersinggung dan trenyuh terhadap komentar dan kesimpulan beberapa sahabat, kawan dan saudara saya tentang Syi'ah dan Prof Dr. Quraish Shihab,.

saya pribadi tidak mendalami lebih lanjut masalah syi'ah tersebut dan kira nya video di bawah dapat menjelaskan. Perhatikan dengan lapang dada dan pikiran yang jernih, bukan dengan emosi dan ilmu yang fakir...

 https://www.youtube.com/watch?v=As9DLMf7Ihs

http://www.youtube.com/watch?v=d-vqUwYRsQA

 wallahu 'alam bisshowab...

Ya Allah ampuni segala kekurangan dan keyakinan aku yang menurutMU salah, aku hanya belajar dan meyakini apa yg aku pelajari... Tunjukilah aku jika aku berada dalam koridor yang salah...

"Abdurrahman bin Auf"

Kajian Shubuh
Oleh: Ustadz Arsalsyah
27 Ramadhan 1434H


Abdurrahman bin Auf atau Ibnu Auf atau Abu Muhammad, begitu beliau kerap disapa. Salah satu dari sepuluh sahabat Rasulullah SAW yang dijamin Rasulullah masuk syurga.

Umurnya 75 tahun, wafat tahun 32 H di masa kekhalifahan Ustman.

Mengenal sosok beliau, perawakannya berbadan tinggi, wajahnya putih bersih..Cara mengenalnya juga mudah krn beliau cara bicaranya cadel karena keempat gigi serinya yg atas dan bawah sudah tanggal.
Dan yg plg kentara lagi, ada dua puluh bekas luka sisa perang Uhud..Yang paling besar dan menganga di bagian kaki yg membuat selama hidupnya terpincang-pincang.

Istimewanya lagi, selain beliau termasuk satu dari sepuluh ahli syurga, Abdurrahman bin Auf juga merupakan orang kedelapan yg masuk Islam setelah: Khadiijah, Ali, Abu Bakar, Ustman, Sa'ad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, serta Zubair bin Awwam..

Abdurrahman bin Auf termasuk pula golongan2 awal yg hijrah. Dan beliau pun termasuk 1 dari 113 ahlul Badar..

AKTIVITAS PERNIAGAAN

Kelebihan yg kita sangat tau adalah kepiawaiannya dalam berdagang. Setiap barang apapun yang dipegang selalu terjual dengan harga yg baik. Sampai dia sendiri heran dan berkata,
"Sungguh bila aku mengangkat sebuah batu maka dibaliknya akan aku temukan berlian."

Namun walaupun sangat kaya raya, beliau sangat bersahaja dan tidak suka bermewah-mewah..Perniagaan bagi beliau tidak hanya semata mendapatkan keuntungan, namun sbg sarana pula utk mendapatkan ridha Allah..

Beliau pun terkenal sbg seorang tak pernah diam. Klo tidak ditemukan di masjid, sedang berjihad di medan perang, atau mengurusi perniagaannya..Beliau tidak pernah lama untuk beristirahat apalagi berleha-leha.

Ketika hijrah, ia tidak membawa apapun kecuali baju yang dikenakan..dan dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi'..salah satu orang terkaya di Madinah.
Dan sejarah pun mencatat kisah indah ukhuwah diantara kedua sahabat ini, ketika Sa'ad bin Rabi' menawarkan utk memberikan setengah hartanya hingga Ibnu Auf dminta utk memilih salah satu dari dua istrinya yg paling menarik baginya, agar diceraikan utk bisa dinikahi. Namun beliau menolak semuanya dan hanya meminta ditunjukkan kemanakah arah pasar.

RAHASIA KEBERKAHAN HARTA

Kenapa perniagaan beliau selalu menguntungkan? Selalu wara' (berhati-hati) dalam menggunakan yg modal dan berniaga. Jangankan meninggalkan yg hitam bahkan yg syubhat! Sehingga hartanya senantiasa berkah..Dari 10 dinar mjd 100 dinar..Dari 100 dinar menjadi 1000 dinar.

Beliau pun menggunakan hartanya tdk hanya utk dirinya sendiri, utk keluarga dan seluruh sanak saudaranya, membayar hutang kaum muslimin, dan tentu berinfak kepada kaum faqir..

Sebuah pesan yg senantiasa diingat beliau, ketika Rasulullah bersabda, "Wahai Ibnu Auf, engkau termasuk golongan orang kaya tp kamu akan masuk ke syurga dg merangkak. Maka pinjamkanlah kepada Allah dg pinjaman yg terbaik..maka pasti Allah akan mempermudah langkahmu nanti.." Sejak itu beliau mjd semakin dermawan..

Suatu hari beliau menjual salah satu tanah seharga 40ribu dinar atau sekitar 100 M..apa yg dilakukan dg uang itu? Tanpa ragu beliau shadaqahkan semua tanpa diambil sepeserpun..

Ibnu Auf pun selalu menjadi donatur nomor satu dalam hal berjihad. Pada suatu hari dikisahkan beliau memberikan 500 ekor kuda utk kebutuhan perang, pdhl hari sebelumnya beliau baru saja selesai memberikan 1500 kuda..

Dan ketika beliau hendak wafat, beliau membuat wasiat tentang harta warisnya yg diminta diberikan pd orang2 berikut:
1. Ahlul Badar yg msh hidup di zaman khalifah Ustman yg jumlahnya msh puluhan, sktr 80an org, msg2 diberikan 400 dinar atau 1M per orang
2. Digunakqn utk melunasi hutang2 seluruh kaum muslimin di kota Madinah
3. Istri Rasulullah yg msh hidup masing2 40rb dinar
4. Memberikan warisan kepada negara sebesar 50rb dinar *bayangkan ada orang yg ngasih warisan ke negara*

Hatta, Khalifah Ustman yg kaya raya sekalipun msh menerima harta warisnya..Khalifah Ustman tdk ragu menerimanya dan menyampaikan bahwa harta Ibnu Auf ini berkah, maka siapapun yg menikmati ia akan mendapatkan keberkahan..

Ibnu Auf adalah seorang yg mudah menangis. Pernah dikisahkan ketika Ibnu Auf Kisah ketika beliau makan bersama dengan penduduk satu kota Madinah, tiba2 beliau menangis krn beliau mengingat dulu Rasulullah dan para sahabat blm pernah makan dg roti gandum terbaik, daging terbaik sprti yg ia akan makan saat ini..

Abdurrahman bin Auf tdk pernah menampakkan kekayaannya, bahkan bila ada pendatang dari luarkota Madinah datang ke rumahnya, niscaya tdk akan ada yg dapat mengenalinya krn sama sekali tdk ada perbedaan antara ia dg pelayan2nya..

RAHASIA KEZUHUDAN 'AUF

Kenapa Abdurrahman bin Auf memiliki akhlak yg demikian?
Karena ia faham betul Nabinya, faham betul hadistnya yg dipesankan kepadanya..

"Berbahagialah orang2 yg bertaqwa lagi kaya raya, bila mereka hadir di tengah umatnya namun tdk dikenali..jika hilang tidak ada yang mengetahui." (Al Hadist)

"Kamu tdk akan pernah bs memuaskan manusia dengan harta yg kamu punya..Kamu hanya bs menundukkan dg keramahanmu, dg wajahmu yg berseri, dgn akhlakmu yg terpuji.." (Al Hadist)

Saking zuhudnya beliau sampai2 ketika Aisyah ra menawarkan sendiri kepadanya,
"Kalau engkau tidak keberatan, ketika engkau meninggal kelak maka jasadmu dapat disemayamkan di halaman rumah kami, bersama makam Rasulullah SAW bersama sahabatnya Abu Bakar dan Umar
bin Khattab."

FYI, dulu aja pas Khalifah Umar menjelang wafat, beliau yg request langsung ke Aisyah utk dimakamkan di tempat tsb..tapi Ibnu Auf ditawarkan langsung!

Namun beliau menolak dan lebih memilih dikuburkan bersebelahan dg sahabat dekatnya Ustman bin Mazhun, karena mereka berdua dulu pernah berikrar siapa wafatnya paling akhir akan menguburkan dirinya di makam salah satu diantara mereka yg wafat terlebih dahulu..Dan Ibnu Auf memilih utk menjalankan ikrar persahabatannya..

PENUTUP

Belajar dari Abdurrahman bin Auf, kita ditampar betul tentang akhlak kita terhadap harta, persepsi kita tentang kekayaan.
Bahwa dalam konsepsi Islam, berbicara ttg kekayaan bukan ttg kepemilikan namun ttg pendistribusian..makin banyak yg dimiliki, makin banyak yg dishadaqahkan..

Bahkan banyak ibadah2 yg dijalankan semata2 utk mendapatkan fadhilah kekayaan..Sholat Dhuha biar kaya, Qiyamul Lail agar kaya, Senin Kamis biar kaya..Sudah tidak menarik kah syurga untuk kita dibandingkan fadhilah2 dunia tersebut?

Semua berawal dari pintu syahwat. Dua pintu orang banyak masuk neraka: mulut (syahwatul kalam) dan kemaluan (syahwatul farji). Mengeluarkan kata2 tercela, jauh dari akhlak terpuji, menggujing..Serta syahwat biologis. Pusat energi syahwat ini terletak diantara keduanya yakni perut (syahwatul butun).

Maka mengendalikan syahwat paling mudah ada dengan mengendalikan nafsu makan kita, mengontrol kalapnya kita di depan hidangan ketika berbuka..Layaknya para salafus shalih terdahulu..

Semoga Ramadhan kali ini mendidik kita untuk mengendalikannya lebih baik lagi..

Sumber: @bigzaman
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Minggu, 04 Agustus 2013

Konfirmasi Informasi

Jika mendengar kabar tentang seseorang/sesuatu jangan tergesa-gesa merespons dg reaktif, sebelum melakukan Tabayyun/konfirmasi soal akurasi berita tersebut. Karena tanpa tabayyun, dikuatirkan malah jadi Tawahhum/salah persepsi.

Apalagi yang membawa berita orang fasiq yg tidak bisa diterima begitu saja riwayatnya. Ada istilah Agama "Laisal khobar kal-iyan". berarti tidak sama dengan melihat sndiri.

Berita (Khobar) itu "Yahtamilu assidqo wal-kadziba" mungkin benar mungkin dusta. Selalu ada dua ihtimal/kemungkinan itu dan itu pasti. Dalam istilah matsal arab "Alkhobar kal-Ghubar" berita itu cepat tersebar seperti debu, kemana2. Lebih-lebih dengan kecanggihan media saat ini. Jangan sampai kita terjebak dalam penyesatan opini publik, oleh media.

Apa lg yg tdk tsiqoh (tidak bisa dipertanggung jawabkan), bisa-bisa kita ikut terjebak merugikan orang lain, bahkan "Iftira'" (Mengada2) yg efeknya sangat merugikan kepada orang yg diberitakan.

Orang yangg bijak seharusnya selektif, tidak reaksioner. Sebagaimana firman ALLAH Swt dalam (QS:17:36) dan (QS: 49:06)

Semoga kita kian bijak dan dewasa dalam menerima informasi apapun, terutama yg menyangkut seseorang/kelompok tertentu. Jangan sampai kita kehilangan obyekyektifitas. Pun jika berita tersebut benar, dan kita tidak suka, ingat firman ALLAH: "Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil (QS:5:8)


Wallahu'alam bis showab
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Jumat, 02 Agustus 2013

Pray For Egypt

#PrayForEgypt karena mereka muslim yang sedang tertindas atau karena mereka adalah jiwa yang berhak untuk hidup damai? Aq memilih yg kdua,..
Di belahan bumi manapun tak ada yg berhak membunuh atau menyakiti manusia yang tak bersalah,.#PrayForEgypt
Bahkan utk yg jelas bersalah pun kita mempunyai adab menghukum yang harus di laksanakan.. #PrayForEgypt
Jangankan manusia, sebuah jiwa yg merdeka, bahkan hewan pun tak elok rasanya jika di bantai membabi-buta #PrayForEgypt
Dan bukan waktunya pula mendukung atau mengecam, karena jelas semua terlibat di dalamnya (benar atau salah ikut berperan) #PrayForEgypt
Bahwa tugas kita hanya berdoa dan mendukung segala upaya perdamaian agar kekejaman disana berhenti..#PrayForEgypt
Bahwa hal yang paling penting sekarang ini adalah tingkat pemahaman akidah keagamaan untuk memahami perbedaan sebagai sebuah rahmat #PrayForEgypt
Bukan perbedaan yg melegitimasi akan di perbolehkannya perang,pembunuhan ataupun pembantaian #PrayForEgypt
Mengutip Imam Syafi'i dalam Alfiyah-nya bahwa persatuan lebih utama daripada mengerjakan amalan sunnah dari hadist paling shohih skalipun #PrayForEgypt
Bukan hanya untuk mesir, tetapi juga untuk pembelajaran bagi kita selaku manusia, sbagai khalifantullah di bumi..#PrayForEgypt

Wallahu'alam bis showab..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Islamku, Islam Anda, Islam Kita

Pemahaman agama yg berbeda sangat dipengaruhi oleh perjalanan spiritual/ibadah masing-masing individu, karena perjalanan spiritual yg ditempuh masing-masing individu berbeda, maka hasil pencapaian akan makna beragama juga berbeda.

Makna islam bagi orang yang perjalanan spiritualnya di pesantren tentu berbeda dengan makna Islam yang belajar ngaji di musholla, begitu juga pemaknaan Islam bagi yang tinggal di perkotaan dan yang tinggal di pedesaan, banyak nilai & emosi yang ikut memberikan warna. Bahwa pemikiran itu terbentuk setelah mengalami proses perjalanan yang panjang.

Gus Dur mengakui pada awalnya, beliau mengikuti jalan pikiran ekstrimis yang branggapan Islam sebagai alternatif adalah pola pemikiran 'barat'. Namun dalam perjalanannya, Gus Dur mulai melihat Islam sebagai jalan hidup (syari'ah) yang saling belajar dan mengambil berbagai ideologi non-agama.

Gus Dur pun menyadari bahwa penilaian tentang Islam sbg Jalan hidup ini akan berbeda penasiran atau interprestasi dengan orang lain. Pengalaman pribadi setiap orang tidak akan pernah sama dengan pengalaman orang lain terutama wilayah spiritual. Pengalaman dan pemikiran yang berbeda oleh setiap pribadi orang adalah sesuatu yg khas, dan kemudian dapat disebut 'Islamku'

Kalau pandangan pribadi dipaksakan, akan terjadi dislokasi pada orang lain dislokasi itu akan membunuh keindahan semula dari pandangan sendiri tentang Islam. Dalam berbeda pandangan, orang sering memaksa kehendak & menganggap pandangan yg dikemukakannya sebagai satu-satunya kebenaran.

Gus Dur mengatakan bahwa pemaksaan adalah cara yg tidak rasional meskipun kandungan isi yg disampaikan sangat rasional. Sebaliknya pandangan spritual yg irrasional bisa ditawarkan pada orang lain tanpa paksaan. Contohnya adalah tradisionalisme agama yg banyak kita temui di daerah pedesaan atau tradisi haul yg diselenggarakan oleh pesantren.

Ada juga kebenaran yg diperoleh dengan mempercayai pengalaman spiritual irrasional didasarkan pd keyakinan. Gus Dur menyebutnya sebagai IslamAnda.
'Islam Anda' yang kadar penghormatan terhadapnya ditentukan oleh banyaknya orang yang melakukannya sebagai bentuk keharusan & kebenaran.

Kita harus menyadari bahwa 'Muslim yg baik' adalah yang tidak sekedar menjalankan pelaksanaan ajaran islam semata, "Muslim yg baik' adalah muslim yang juga turut memikirkan masa depan Islam. Pandangan yang mementingkan masa depan Islam ini disebut 'Islam Kita' yg mengacu pd kepentingan bersama kaum muslimin.

Gus Dur merumuskan bahwa 'Islam Kita' ini merupakan cakupan 'Islamku' & 'Islam Anda'. Karena berwatak umum dan menyangkut kaum muslim seluruhnya. 'Islamku' berbeda isi dan bentuknya dari 'Islam Anda', hal ini yang membuat sulitnya merumuskan seperti apa 'Islam Kita'.

Namun saat ini ada kecenderungan 'Islam Kita' yg hendak dipaksakan oleh skelompok org, dengan wewenang menafsirkan segala sesuatu di pegang mereka. Jelas PEMAKSAAN kehendak dalam bentuk pemaksaan tafsiran itu BERTENTANGAN dengan DEMOKRASI. Beberapa kasus Pemaksaan kehendak sering berwujud dalam 'Ideologi Islam' yg hendak dipaksakan sbg ideologi negara ini.

Kalau kita ingin melestarikan 'Islamku' maupun 'Islam Anda' yang harus dlakukan adalah menolak islam sbg ideologi negara. 'Islamku' dan 'Islam Anda' sangat beragam bentuknya. Mengapa harus dipaksakan menjadi seragam?

Akhirnya, bisakah hal-hal esensial yg menjadi keprihatinan kaum muslim akhirnya diterima sebagai 'Islam Kita' dg sukarela yg tdk memaksakan pandangan?

Contoh hal esensial itu seperti: Islam berperan dalam mengangkat harkat umatnya dari penindasan & kemiskinan, atau Islam berperan dalam membentuk moralitas bangsa yg berpihak pada kelompok terlemahkan (mustadh'afin).

"Kita seharusnya tidak memaksakan interpretasi kita sendiri pada orang lain" - Gus Dur

~ Hal terkecil dalam bersikap toleran pada sesama adalah MENERIMA perbedaan pandangan orang lain ~
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Rabu, 31 Juli 2013

Kekaguman para sahabat dan murid-muridnya tak menggetarkan pribadi Hasan al-Bashri untuk tetap hidup penuh kesederhanaan. Di rumah susun yang tidak terlalu besar ia tinggal bersama istri tercinta. Di bagian atas adalah tempat tinggal seorang Nasrani. Kehidupan berumah tangga dan bertetangga mengalir tenang dan harmonis meski diliputi kekurangan menurut ukuran duniawi.

Di dalam kamar Hasan al-Bashri selalu terlihat ember kecil penampung tetesan air dari atap kamarnya. Istrinya memang sengaja memasangnya atas permintaan Hasan al-Bashri agar tetesan tak meluber. Hasan al-Bashri rutin mengganti ember itu tiap kali penuh dan sesekali mengelap sisa percikan yang sempat membasahi ubin. 

Hasan al-Bashri tak pernah berniat memperbaiki atap itu. "Kita tak boleh mengusik tetangga," dalihnya.

Jika dirunut, atap kamar Hasan al-Bashri tak lain merupakan ubin kamar mandi seorang Nasrani, tetangganya. Karena ada kerusakan, air kencing dan kotoran merembes ke dalam kamar Sang Imam  tanpa mengikuti saluran yang tersedia.

Tetangga Nasrani itu tak bereaksi apa-apa tentang kejadian ini karena Hasan al-Bashri sendiri belum pernah mengabarinya. Hingga suatu ketika si tetangga menjenguk Hasan al-Bashri yang tengah sakit dan menyaksikan sendiri cairan najis kamar mandinya menimpa ruangan Hasan Al-Bashri.

"Imam, sejak kapan engkau bersabar dengan semua ini," tetangga Nasrani tampak menyesal.

Hasan al-Bashri hanya terdiam memandang, sambil melempar senyum pendek.

Merasa tak ada jawaban tetangga Nasrani pun setengah mendesak. "Tolong katakan dengan jujur, wahai Imam. Ini demi melegakan hati kami."

Dengan suara berat Hasan al-Bashri pun menimpali, "Dua puluh tahun yang lalu."

"Lantas mengapa engkau tidak memberitahuku?"

"Memuliakan tetangga adalah hal yang wajib. Nabi kami mengajaran, 'Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tetangga'. Anda adalah tetangga saya," tukasnya lirih.

Tetangga Nasrani itu seketika mengucapkan dua kalimat syahadat..

Bagaimana dengan kita kawan?
Sudahkah menghormati tetangga / non-muslim sedemikian rupa?
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Jumat, 26 Juli 2013

Quote

Quote yang sangat mempesona dari seseorang yang juga sangat mempesona..

"Tidak ada ruang kecewa karena manusia untuk sesuatu yg diniatin karena Allah"

Kalau perkiraanku benar, quote ini terwujud ketika beberapa waktu sebelum di selenggarakannya #BUKBERakbarPAY ketika aku, sebagai salah satu panitia merasakan sesuatu yang salah, merasakan sebuah perasaan yang tiba-tiba merasa bersalah karena ketidak-hadiran saudara seperjuangan yang lain..

Tapi disini aku tak hendak menjelaskan asal muasal Quote tersebut, tapi jauh di luar itu. Mencoba meluaskan makna yang tersirat.

Sesuai dengan sebuah ayat yang pasti di baca oleh setiap muslim, yaitu ayat keempat dalam surat pertama Al-Qur'anul Karim :

" Iyyaka na'budu, wa Iyyaka nasta'in"

yang berarti pula bahwa hendaknya jika kita memahami esensi shalat kita, maka setidaknya dalam setiap hembusan nafas, setiap gerakan, pemikiran dan segalanya adalah hanya untuk Allah.

Maka ketika semua hal yang terjadi dari awal kita membuka mata hingga tertutup pada akhirnya adalah hanya untuk Allah. Dan sesuai quote di atas seharusnya tak ada satu pun rasa kecewa hadir karena perbuatan dan perilaku manusia di sepanjang hari kita.

Sehingga bisa di tebak di akhirnya, bahwa dalam arti luas quote tersebut seharusnya berkait pula dengan ayat

"Laa tahzan innaLLaha ma'ana"

Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita"

Juga ayat

"Fabi ayyi aalaa i rabbikumaa tukadzibaan"

Maka nikmat Tuhan mana yg kita dustakan?

Gimana? Sungguh mempesona kan?
Tinggal prakteknya aja yang mungkin agak rumit, tapi tetep aja belajar..^_^

Wallahu'alam bis showab

*kalo mbulet karena nulisnya ngantuk*
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rindu

Kematian itu mendekat, ia tak pernah menjauh...
Kerinduan itu melekat, tak pernah ia tak menyentuh..
Aku tidak memahami masa depan, tapi setidaknya aku mengerti kerinduan,. atau setidaknya aku mengalami kesunyian..
namun tak cukup kata untuk melukiskan kerinduan itu,.
Namun pada akhirnya, kerinduan bukan keinginan mengulang kenangan,
tapi menjaga Ingatan dalam kesadaran..
Cukupkan aku dengan ingatan, setelah perjalanan panjang dalam kerinduan..
Cukupkan aku dengan keyakinan, setelah pendakian tinggi harapan..
Cukupkan aku, padamu..


*untukmu yang kurindukan*
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 25 Juli 2013

Hati

Ada sebuah hadist "Sesungguhnya dalam tubuh anak adam terdapat segumpal daging. Jika ia baik maka baiklah tubuh itu seluruhnya, dan anggota-anggota tubuh lainnya akan baik pula. Ia adalah Hati". Dalam pada itu di lain kesempatan, di sebuah hadist Qudsi beliau juga bersabda " Bumi dan Langit tidak dapat memuatKU, tetapi hati hambaKU yang berimanlah yang lemah-lembut dan tenang yang dapat memuatKU".

Dari dua hadist di atas dapat disimpulkan ada dua kekuatan yg di miliki oleh hati, yang mana kekuatan tersebut tak dimiliki oleh organ-organ lain, yaitu :

1. Hati mempunyai kemampuan untuk memimpin seluruh anggota tubuh. Hatilah yg memberi komando bagi seluruh tubuh untuk berbuat baik pun berbuat buruk

2. Hati mempunyai kemampuan untuk mengenal lebih jauh tentang hadir dan adanya Tuhan, atau dengan nama lain Ma'rifatullah.

Daripada itu hati pun mempunyai kecenderungan yang bertolak belakang, untuk berlari mendekat kepada Tuhan dan sebaliknya ia juga cenderung berlari membelakanginya. Kecenderungan pertama adalah kecenderungan dasar hati, sedangkan kecenderungan yang kedua adalah akibat dari pengaruh-pengaruh eksternal, dan jika di biarkan maka hati akan menjadi hati yang mati.

Hati yang mati akan menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan dari manusia itu sendiri. Dan sungguh hal tersebut patutlah agar kita hindari. Adapun di antara penyebab matinya hati adalah karena kebanyakan dosa dan kebanyakan tidur.

Tidur di satu sisi disebut istirahat, namun di sisi lain tidur identik dengan kemalasan. Dengan banyaknya tidur seseorang akan dalam kondisi lupa kepada kewajiban dan tugas-tugasnya, baik kepada manusia ataupun kepada Allah. Disinilah penyakit hati tersebut akan timbul, dan mulai menjangkiti.

Sebagai seorang muslim yang baik, tentulah kita sangat menginginkan memiliki hati yang cemerlang. Maka dari itu kita hendaknya membiasakan diri menghindari hal-hal yg dapat mematikan hati dan berusaha sebisa mungkin menjaga cahaya hati dengan memperbanyak dzikir dan ibadah.

Wallahu'alam bisshowab

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 03 Juni 2013

Pancasila, Islam dan Nasionalisme

Akhir2 ini banyak golongan yang salah/keliru memersepsikan Pancasila, Pancasila masih dianggap sebagai  kebenaran mutlak dan ideologi, Pancasila dipandang sebagai kebenaran common-sense ground, nilai falsafah kehidupan, nilai bangsa yang di formulasikan dalam lima sila. 

Padahal Pancasila bukan kebenaran mutlak karena pada titik ini hanya ada kebenaran agama dan keyakinan terhadap Tuhan. Membenturkan Pancasila dan Islam sebagai nilai kebenaran yang sama bagi saya agak keliru karena keduanya pada porsi yang berbeda Pancasila juga bukan kebenaran ideologi sehingga tidak layak jika di sanding-kan dengan ideologi lain seperti sosialisme, liberalisme, dll. 

Banyak kelompok yang memahami Pancasila sebagai ideologi, maka yang terjadi adalah membenturkan keduanya secara tidak profesional. Seperti kekeliruan beberapa orang dan organisasi yang menganggap pancasila itu sebagai ideologi, maka kesalahan bukan pada Pancasila-nya, tetapi pada mereka yang membawa kebenaran mutlak agama sebagai kebenaran ideologi, maka menganggap yang lain selain agama sebagai ancaman.

Pancasila menurut Gus Dur adalah nilai yang sudah ada dan diamalkan sejak berabad-abad lalu oleh bangsa Indonesia dalam bentuk yang tidak tertulis NU sendiri sudah on the right track, khittah 26 kiai Ahmad Sidqi dan kiai2 lain sudah final merumuskan hubungan pancasila dan Islam, "NU berasaskan Pancasila dan Aqidahnya Islam yang berdasarkan aswaja”  inilah kearifan dalam porsi yang sangat baik dan proporsional. Para kiai paham betul keduanya tidak bisa disamakan sebagai sebuah kebenaran mutlak, Islam adalah aqidah umat Islam. Sedangkan sebuah asas, NU menganggap Pancasila sebagai nilai yang hidup dan sudah sekian lama ada di dalam bangsa Indonesia secara de facto.

Selanjutnya tentang nasionalisme dan Islam, bagaimana hubungannya? banyak sekali catatan menarik dari saya dan teman2 apakah Islam di Indonesia bisa bersenyawa dengan nasionalisme? Sejarah perdebatan-jawaban pertanyaan ini sama tuanya dengan sejarah NKRI, banyak sekali yang menolak ide nasionalisme. Secara ringkas, dapat disimpulkan alasannya dalam tiga argumen :
  1. Pertama, argumen paling mendasar adalah, dalam koridor Islam, persatuan diwujudkan atas dasar kesamaan iman atau akidah. Biasanya yang dijadikan dalil adalah QS 49:10, “Innamal-mu’minun ikhwah” (kaum beriman itu bersaudara).  Islam diyakini universal, melintasi batas kebangsaan wilayah geografis. Karena itu, Islam diyakini bertentangan dgn nasionalisme.
  2. Kedua, kelompok anti-nasionalisme berpandangan bahwa ide nasionalisme-lah yang menyebabkan runtuhnya Khilafah Islam (Utsmaniyah). Akibat nasionalisme, Khilafah Islam terpecah-pecah menjadi negara-negara kecil yang satu sama lain saling bersengketa. Nasionalisme juga membuat umat Islam di negara yang satu tidak peduli dengan nasib umat Islam di negara lain. Misalnya, persoalan Palestina dianggap bukan persoalan umat Islam di Indonesia. Umat Islam, menurut mereka,  karena inilah jadi egois dan lebih mementingkan negaranya sendiri sebab paham nasionalisme.
  3. Ketiga alasan yang klise tapi terus diulang-ulang membosankan adalah: nasionalisme adalah ideologi bikinan dan impor-an dari Barat. Argumen ini kurang lebih sama dengan saat mereka yang anti-nasionalisme itu menolak demokrasi . Alasan penguat nya kemudian adalah ideologi nasionalisme-demokrasi impor-an ini menjadi alat Barat untuk memecah-belah umat Islam .
karena itu santri yang punya jiwa nasionalisme tinggi ini menyanggah habis-habisan alasan-alasan tadi :

  1. Pertama, dalil yang dipakai untuk men-justifikasi anti-nasionalisme di atas tidak tepat, ngawur.  Ayat “kamu mukminin itu bersaudara” bersifat deklaratif dan sama sekali tidak mengandung larangan terhadap nasionalisme. Justru sebaliknya, beberapa ayat sebelum ayat itu, masih dalam surat yang sama, Al-Quran mengonfirmasi fakta bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku "syu’uban wa qaba’ila".  Dalil nash yang dipakai untuk membenarkan anti-nasionalisme ditafsirkan dengan agak memaksakan pendapat, sebab memang tiada larangan eksplisit dan tegas dalam nash. Kalau pun ada, itu adalah larangan fanatisme sempit (‘ashabiyyah). 
  2. Kedua sesungguhnya nasionalisme itu adalah sebagai komunitas terbayang (imagined community), sebagaimana yang terjadi di Indonesia sudah melampaui, karena meleburkan berbagai suku bangsa agama dan bahasa dalam NKRI. Sebaliknya, sejarah kekhilafahan dulu banyak yang masih berparadigma kesukuan-dinasti (Umayyah, Abbasiyah, Fathimiyah, Buwaih, dst)  dan tidak egaliter sebab masih kental dengan perbedaan strata sosial antara umat Islam dengan kafir-dzimmi serta hak orang merdeka dan budak. Lagi pula, ide menyatukan seluruh umat Islam yang menyebar di berbagai negara itu susah—untuk tak dikatakan utopis.  Untuk merukunkan Indonesia dengan Malaysia saja susah, untuk merukunkan antara Sunni-Syiah bukan perkara mudah apalagi mau menyatukan umat Islam di belahan dunia yang jauh? Dengan tantangan yang begitu banyaknya, justru jika melihat sejarah, khilafah Islam masa Abbasiyah dulu sudah terpecah-pecah sebelum umat Islam mengenal ide nasionalisme. Abbasiyah tercerai-berai menjadi dinasti-dinasti kecil karena fanatisme kesukuan. Sekali lagi, dalam konteks ini Indonesia lebih baik. Slogan Bhinneka Tunggal Ika itu adalah upaya menyatukan berbagai suku bangsa dalam bingkai kesamaan sejarah, bahasa, dan budaya? 
  3. Ketiga, suatu ide tak bisa disalahkan hanya karena ide itu berasal dari si ini atau si itu. Seperti kata-kata Sayyidina 'Ali yang cukup terkenal "Undzur ma qola, wa laa tandzur man qola" - lihatlah apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang mengatakan. Yang penting tetaplah substansinya, dan dalam tataran ini Islam tidaklah bertentangan dengan nasionalisme dan demokrasi. Sejarah kekhilafahan klasik terbukti juga menyerap pola pemerintahan dari sistem peradaban tetangganya, sistem kementrian (wizarah) misalnya, menyerap dari Persia.
Sejarah itu berlaku progresif, misalnya, kita tidak bisa mengadopsi kembali konsep budak hanya karena konsep perbudakan itu ada dan diakui Islam. Tentunya, kita tidak ingin menolak penghapusan perbudakan hanya karena upaya menghapus perbudakan itu datang dari deklarasi internasional HAM, dari Barat. Fakta sejarah perlu menjadi rujukan syariat. Sebab menolak fakta sejarah, sebagaimana argumen yang kerap dipakai kelompok anti-nasionalisme berarti berangkat dari ruang hampa untuk menerapkan bunyi teks kitab suci ke dalam realitas. 

Kalaupun kita tak boleh melihat fakta kebrobokan yang terjadi dalam sebagian sejarah kekhilafahan klasik kita masih bisa melihat ke pengalaman umat Islam di Madinah saat masih dipimpin Nabi Muhammad. Di Madinah, masyarakat yg sangat plural: Muslim Muhajirin, Muslim Anshar (Aus & Khazraj), 3 Suku Yahudi (Nadhir, Quraizhah, & Qainuqa’) dan sebagian kecil Nasrani serta penyembah berhala. Bahkan, di masa awal, umat Islam adalah minoritas dibanding Ahli Kitab yang mayoritas. Pluralitas etnis dan agama di sikapi Nabi dengan membuat traktat politik bernama Piagam Madinah (mitsaq al-madinah). Teks Piagam Madinah bisa kita dapatkan dari kitab sirah Nabi tertua yang pernah ditemukan, yakni as-Sirah an-Nabawiyyah  karya Ibnu Hisyam, pada Bab ar-Rasul Yuwadi’u al-Yahud (Rasulullah Mengikat Perjanjian dengan Yahudi). Poin pertama piagam itu menyebutkan begini  “Surat perjanjian ini dari Muhammad; antara orang beriman dan Muslimin dari Quraisy dan Yatsrib, serta yang mengikuti mereka, menyusul mereka, dan berjuang bersama mereka; bahwa mereka adalah satu umat".

Poin yang bisa kita ambil: Nabi Muhammad menyatukan setiap elemen masyarakat dalam ummah yang bahu-membahu mempertahankan Madinah. Madinah adalah gambaran tentang negara, lebih tepatnya chiefdom, yang secara substantif sama dengan nasionalisme, yang dibatasi oleh wilayah geografis Piagam Madinah itu sendiri. Dalam tatarannya sebagai kontrak sosial, Piagam Madinah kurang lebih sama dengan Pancasila.  Dengan demikian, jelas bahwa Islam tidak bertentangan dengan nasionalisme dan Pancasila.

Wallahu 'alam bis showab.

*dari Tsabit Al-Banani - Santri NU (@abittsabit)

Minggu, 19 Mei 2013

Cinta tertinggi kepada seorang Manusia

Saat ini saya membayangkan beberapa ratus tahun silam, Khalifah Abu Bakr duduk berdua dengan Rasulullah Shallahu'alaihi Wasalam pada masa di sebuah Gua sempit dan pengap dalam rangka Hijrahnya ke Madinah. Ketika banyak pemuda-pemuda Quraisy sudah saling berteriak dan mencari di setiap celah dan Gua di pegunungan tersebut, namun Allah telah menolong mereka..Subhanallah..
Dalam pada itu di dalam Gua, sementara Nabi terus berdzikir dan berdo'a, Sang Sahabat, Abu Bakr bermandi keringat dan merapatkan diri kepada Nabi sehingga keluarlah kata fenomenal itu "Laa Tahzan InnaAllaha ma'ana" jangan bersedih Tuhan bersama kita. Dalam pada itu timbul dalam pemikiran saya, apa yg membuat Abu Bakr sedih hingga bermandi keringat dan merapatkan diri kepada Nabi ??
Apakah ketakutan beliau akan Nasib nya di timpa bencana dg banyaknya pemuda-pemuda di luar Gua?
Menarik disimak penuturan Ibnu Hisyam yg bersumber dari Hasan bin Abil-Hasan al-Basri :
"Ketika malam itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam dan Abu Bakr memasuki gua, Abu Bakr masuk lebih dahulu sambil meraba-raba gua itu untuk mengetahui kalau-kalau ada binatang buas atau ular di tempat itu, Ia ingin melindungi Rasulullah dg dirinya.."
Subhanallah, dengan penuturan seperti itu,pantaskah kita berpikir bahwa beliau takut akan nasibnya di timpa bencana??
Sungguh dg penuturan Ibnu Hisyam tersebut, Abu Bakr bermandi keringat dan merapatkan diri kepada Nabi adl karena rasa takutnya akan apa yang akan menimpa diri Rasulullah dan perkembangan agama. Saat itu mungkin,kl boleh memberi misal, tidak ada lain adl seperti takutnya seorang Ibu yg khawatir akan keselamatan anaknya. Bila bahaya mengancam, Ia akan terjun melemparkan diri ke dalam bahaya itu tanpa peduli akan dirinya.. Ataukah Abu Bakr bahkan lebih gelisah dan khawatir dari ibu itu.. Subhanallah..Subhanallah..
Saat ini saya membayangkan kembali dua orang mulia itu duduk saling merapatkan diri, juga saya bayangkan betapa bahaya yang mengancam mereka. Imajinasi saya tak dapat membantu mengungkapkan segala yang terkandung dalam cinta dan lukisan hidup yang luar biasa itu. Begitu dalam dan suci cinta dalam iman dan takwa nya seorang sahabat, khalil, dan khalifah agung yang penuh kelembutan hati itu.. Tak ada satupun yang lebih baik darinya kecuali Rasulullah Shallahu 'alaihi wasalam..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Kamis, 16 Mei 2013

Adzan Terakhir Sang Muadzzin : Bilal Bin Rabbah

Cukup banyak kisah kesetiaan persahabatan yg kita baca dan kita dengar. Hampir semuanya selalu mengharukan dan membuat dada sesak.. Kisah2 ini pun banyak juga dari para sahabat Nabi, bagaimana kesetiaan mereka pada Nabi dan bagaimana nostalgia mereka sepeninggal Nabi.. Salah satunya adalah kisah Bilal bin Rabah, salah satu tokoh dan pembesar sahabat yg semasa Nabi berposisi sebagai muaddzin khusus beliau..
Semasa Nabi hidup, dan sejak disyariatkannya Adzan sebagai tanda masuknya waktu Shalat, Bilal menjabat posisi tetap itu, adzan 5 waktu dan itu berlangsung sampai Nabi kembali ke hadirat Allah. Setelah wafatnya Nabi, Bilal tidak mau lagi mengumandangkan Adzan, sebab pasti bersedih..
Posisinya pun diganti orang lain, itupun setiap adzan Bilal selalu mengenang wajah sosok yg telah mengangkat martabatnya begitu tinggi..
Pernah khalifah Abu Bakr memintanya untuk mengumandangkan adzan kembali, akan tetapi Bilal menolak sehingga Abu Bakr pun sempat mendesaknya, Bilal pun bertanya kepada Abu Bakr perihal peristiwa pedih kala kaum muslim masih hidup tertindas di Mekkah di awal2 masa risalah. Kala Bilal mengalami deraan siksaan hebat dari majikannya sebab dia memeluk Islam, dan Abu Bakr yg membebaskannya dg menebus Bilal.. Saat itu juga Bilal tak lagi berstatus sebagai hamba sahaya karena Abu Bakr menebus dan memberinya hak manusia merdeka karena Allah. Ketika didesak untuk adzan lagi, Bilal bertanya pada Abu Bakr apa motif dia saat menebusnya dulu? Karena Allah apa karena untuk Abu Bakr, Abu Bakr pun menjawab bahwa dia dulu menebusnya karena Allah. Bilal pun berkata " kalau begitu biarkan aku dg keinginanku, tidak adzan lagi.."
Abu Bakr pun membiarkannya dan tak lagi mendesaknya sampai beliau wafat dan khalifah digantikan oleh Umar bin Khattab..
Saat kepemimpinan Umar ini, Bilal memutuskan untuk ikut pasukan muslimin yg sedang melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Romawi dan Persia. Hingga suatu saat Bilal memutuskan untuk menetap di salah satu kota yg berhasil dimerdekakan tentara muslim dari cengkeraman Romawi, Aleppo. Bertahun-tahun Bilal tinggal di kota itu dengan tujuan menghabiskan masa tua & sisa hidupnya.
Sampai suatu hari dia bermimpi jumpa sahabat lama, telah lama sekali jg Bilal tak memimpikan Sang Sahabat yg mengubah total seluruh hidupnya dan menjadikannya begitu berarti.. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam !!!
Namun dalam mimpi itu, sang sahabat menegurnya, "maa hadza-l jafa' Ya Bilal", mengapa kamu tidak mengunjungiku Ya Bilal?
Seketika Bilal terperanjat bangun, Ya! cukup lama sudah dia meninggalkan Madinah, kerinduan pada Nabi mendadak begitu membuncah kali ini.. Bilal pun mempersiapkan segalanya untuk melakukan perjalanan ke Madinah, mengunjungi sang sahabat, berziarah pada Nabi.
Sesampai Madinah, Bilal segera bergegas ke masjid dan menuju makam sang sahabat, bersimpuh dan menangis tersedu sedan, Membuncah-ruahkan rindu.. Saat itu, Bilal dihampiri oleh dua anak yg telah beranjak remaja, cucunda Nabi, Hasan dan Husain, Bilal pun menangis memeluk keduanya .Salah satu dari cucunda Nabi berkata pada Bilal, "pamanda, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan? Kami rindu pada kakek kami" Bilal terdiam, saat itu Khalifah Umar bertepatan sedang di masjid dan melihat adegan itu. Umar pun memohon Bilal untuk adzan. Dengan berat hati Bilal bersedia, sebab dia tahu bahwa dia pasti akan bersedih luar biasa jika mengumandangkan adzan kembali.
Namun karena permintaan cucunda Nabi dan permohonan Umar akhirnya Bilal bersedia untuk mengumandangkan adzan, sekali itu saja..
Bilal pun naik menara, dan saat dia berteriak "Allahu Akbar, Allahu Akbar", mendadak seluruh aktivitas kota Madinah terhenti, semua diam Seluruhnya tercekat, hari-hari indah semasa Nabi yg telah lama berlalu seolah hari itu kembali lagi, seisi kota terdiam bernostalgia, deja vu..
Saat Bilal mengumandangkan "Asyhadu an laa ilaha ilallah", seisi kota berhamburan berlarian ke arah masjid, bahkan wanita dlm pingitan seluruhnya berkumpul di halaman masjid, seolah Nabi hidup kembali, rasa rindu pada Sang Junjungan membuncah luar biasa dalam dada mereka
Dan kala Bilal mengumandangkan "Asyhadu anna Muhammadan Rasulallah", seketika tangisan pecah, seluruhnya-luruh dalam air mata. Semuanya menangis tersedu sedan teringat Nabi, bahkan Umar yg paling keras. Bilal sendiri jatuh terduduk menangis sesenggukan.
Dan adzan itu, adzan nostalgia yg dikumandangkan Bilal itu, tidak pernah rampung, Bilal tak sanggup meneruskan Adzan nostalgia itu. Sejarah mencatat, adzan nostalgia yang tidak selesai itu, adalah adzan terakhir yg dikumandangkan Bilal, setelah itu dia tidak adzan lagi..
Suatu gambaran cinta yang luar biasa. Tak diketemukan dalam sejarah apapun kekuatan cinta antara Rasulullah dan sahabat2nya.
Ya Allah... Tumbuhkan dalam hati kami rasa cinta yang luar biasa itu kepada Sang Junjungan yg kami sayangi...
Allahumma amboi indahnya... Allahumma amboi syahdunya... Allahumma amboi rindunya... Shallallah alaika Ya Sayyidi Ya Rasulallah :'(


Dari Kitab : Hayatus Shohabah, by Zakaria al-Kandahlawi
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Rabu, 15 Mei 2013

Perjuangan Menuju Khilafah

Santer ku dengar gaung dan roma-roma keinginan sebagian muslim untuk mendirikan Khilafah,Muktamar-Muktamar Khilafah pun di adakan di seluruh Indonesia.

Sudah ku ikuti pula halaqoh-halaqoh mereka, hingga sedikit banyak aku mengerti apa sih tujuan mereka itu?

Tujuan yg sangat-sangat mulia untuk menyatukan Umat Islam,membawa kembali syariat Islam untuk di tegakkan..

Namun dari dalam pula aku sangat-sangat menyadari kelemahan-kelemahan pemikiran dan tujuan ini..apa yang hendak mereka perjuangkan itu tak mereka pahami seutuhnya, aku tak mengatakan mereka salah, tapi menurutku itu hal yang sia-sia di lakukan di saat-saat ini..kenapa aku bilang sia-sia? Ya karena pondasinya masih lemah, apa pondasinya? Ya Umat Islam sendiri, banyak dari kita yang meskipun muslim dan berusaha menjalankan Islam sebaik mungkin masih saja terjerumus hal-hal sepele, memahami, menelaah, meneliti dalil,ayat, dan aturan-aturan pun msh sebatas "Daki" ya aku bilang "Daki" bahkan kulitnya pun masih belum kita kupas..Lalu pertanyaan nya adalah bagaimana Khilafah itu akan berdiri jika ini yg terjadi ??

Satu hal pula yg nyaris di lupakan pegiat-pegiat khilafah..AKHLAK, ya mereka meyakini bahwa akhlak akan terbentuk jika di "paksa" dengan aturan yang berlaku, tapi mereka seolah lupa perjuangan Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa salam yg paling lama adl perbaikan Akhlak,perbaikan pola pikir, dan perbaikan-perbaikan lain sebelum akhirnya syariat tersebut di tetapkan di Madinah..

Belum lagi arti khilafah dan contoh khalifah yg mereka berikan..mereka seolah tutup mata dengan banyaknya khalifah dari contoh khilafah mereka yg "nyeleneh" (saya pribadi sampai saat ini cuma mengakuin Abu Bakr, Umar, Utsman, 'Ali, dan Hasan RA sbagai khalifah yg sah, sedangkan yg lain adalah Raja dg nama Khalifah yg memimpin Kerajaan bernama Khilafah dg aturan-aturan Syariat Islam)

Pun dg adanya persatuan agama sebelum berdirinya Khilafah terdahulu, juga dg adanya hak ekslusif ke-khalifah-an oleh para ahlulbait dalam tampuk Khilafah zaman ini, yang mana saat ini pun para ahlul bait belum tergerak untuk membentuk Khilafah dan masih berfokus terhadap pelurusan aqidah dan pembentukan akhlak..

Akhir kata untuk terbentuknya Khilafah yg kita idam-idamkan seyogyanya kita para muslim agar kembali terus belajar dan memperdalam ilmu juga memperbaiki akhlak umat dengan ilmu dan pemahaman yang benar dg menghormati perbedaan dengan mencaci ataupun menghina bahkan mengkafirkan muslim lain yg tak sependapat dengan kita

Wallahu 'alam bi showab..

Senin, 07 Januari 2013

Sehat itu Nikmat

Waktu sudah menunjukkan pukul 9.35 wib, sudah hampir 2jam saya bersama dengan ayah mertua saya sedang menunggu di RSCM untuk memeriksakan kesehatan beliau..
Setelah beberapa tahun yg lalu sempat melakukan operasi prostat di RS Agung, dan kemudian 3 bulan lalu kembali melakukan operasi untuk penyakit dan tempat yg sama dengan biaya yg fantastis (baca: mahal) maka saat ini di RSCM kembali lg dengan problem dan keluhan yg sama..
Apakah memang seperti itu kah penyakit ini? Penyakit kambuhan?
Ataukah penanganan yg keliru sehingga memerlukan biaya dan waktu yg panjang untuk menyembuhkannya?
Atau pribadi sendiri yg salah sehingga penyakit ini timbul lagi?

For any reason, kesehatan itu memang suatu nikmat yg tiada tara..perlu di jaga, perlu di pertahankan..
Ketika rasa sakit itu tiba maka akan sangat kita rasakan betapa nikmatnya sehat itu..tp saya rasa tak perlu lah kita menunggu rasa sakit itu datang untuk menyadari bahwa sehat itu sebuah nikmat..
So, buktikan rasa syukur kita terhadap nikmat sehat dengan bekerja dan beribadah sebaik mungkin padaNYA Sang Maha Pemberi Kesehatan..

Jakarta, 8 Januari 2013
Sent from BlackBerry® on 3

Minggu, 06 Januari 2013

Merasakan lagi hawa yg pengap, sesak..membuatku membuka mata dengan tiba-tiba..pening, kabur, sadarku seolah ingin terus menghindar...namun suara-suara itu, suara lembut yg membelai itu perlahan-lahan menuntun sadarku utk tak kembali terlelap..
Kukedipkan mataku, ku gerakkan tanganku, pelan-pelan ku tegakkan badanku..satu per satu kulihat sekelilingku..sungguh tak ada nikmat yg lebih besar drpd ketika aku msh sadar bisa terbangun, bernafas, melihat dunia!!
Apakah masih pantas kita mengeluh atas apa yg akan terjadi hari ini?
Bahkan ketika membayangkan bahwa pada suatu pagi terindah aku tak dapat lagi merasakan aliran udara dalam rongga dada..
Bahkan ketika merenungkan bahwa pada suatu pagi terindah aku tak punya lagi kemampuan untuk mengangkat kelopak mataku..
Bahkan hanya dengan membayangkan dan merenungkan dua hal itu aku sudah merasa wajib bersemangat menjalani hari ini..aku sudah merasa wajib untuk terus berbagi karena sesungguhnya sedikit demi sedikit semakin kusadari merasakan udara dan membuka kelopak mata di pagi hari adl harta yg tak ternilai..


Jakarta 7 Januari 2013
Sent from BlackBerry® on 3

aku debu

Bahwa ketika suatu masa aku terhubung waktu..
Berpendar, terdiam membisu..
Aku adalah kayu, terpantik api terbakar menjadi debu

Bahwa ketika suatu masa aku termakan waktu..
Berpeluh, berjuang, terpekur namun tak kunjung membatu..
Aku adalah debu, tersapu angin tersudut tersipu..

Jakarta, 6 januari 2012

Sent from BlackBerry® on 3