Selasa, 08 Oktober 2013

walau satu ayat

Ustadz/pendakwah/murobbi beda sama motivator ataupun guru..menjadi seorang ustadz di tuntut lebih mengerti secara mendalam kaidah-kaidah yg di ajarkan..mengutip hadits misal, harus tau betul sanad-nya, harus tau betul kondisi hadits, harus tau betul pertentangan-pertentangan hadits tersebut..
Sampaikan walau satu ayat, kenapa Nabi menyebutkan "satu ayat"? Karena satu ayat pun itu ga gampang membedahnya, apalagi pake Qur'an terjemahan tok, ada cerita2, asbabun nuzul, hadits-hadist penjelas, bagaimana sebuah hadist itu sampe ke kita, bagaimana kualitas perawinya, dll..
Ustadz, bukan hanya sekedar membacakan sebuah ayat tp juga harus menjabarkan, mempraktekkan, ga sekedar mengambil kesimpulan dhohir/tekstual saja..
Atau semacam tadabbur, ga semudah itu, boleh-lah setiap orang melakukan tadabburnya sendiri,memahami sesuai kemampuan dan tingkat keilmuan dia, tp itu hanya untuk pribadi..untuk di sampaikan kepada org lain? Kapasitasnya sebatas apa?
Sekaliber Imam Nawawi yg kitab nya jadi rujukan di pesantren2 Indonesia aja ada yg salah,
ga semudah itu menyampaikan "walau satu ayat" apalagi jadi ustadz..beraatt, sangat berat, apalagi tanpa ada perilaku nyata dalam keseharian kita..na'udzubillah..
Disinilah kaitannya dengan tuntutan Nabi yang lebih "mudah" yaitu menuntut ilmu !!! Sehingga kita bisa menyampaikan "walau satu ayat"..

Wallahu'alam..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar