Bismillahirrahmanirrahim....
Sebagai pribadi muslim kita tentunya pernah
mendengar cerita tentang bapak kita, penghulu kita Nabiyullah Adam AS…
Anda sekalian mungkin sudah sangat sering
mendengar atau malah sudah hafal dengan kisah tersebut dimana Nabi Adam AS
diciptakan dan bertempat tinggal di surga, namun karena bujuk rayu setan
laknatullah, maka beliau pun di “usir” ke dunia ini. Apa penyebabnya? Al-Qur’an
jelas sekali mengisahkan bahwa penyebab diusirnya Nabiyullah Adam AS adalah
karena memakan buah dari pohon khuldi (Pohon dimana Allah sangat mengharamkan
bagi Nabi Adam AS untuk sekedar mendekatinya, apalagi memakannya)
Dalam kisah ini pernahkah anda, kita berfikir
bahwa bagaimana mungkin Allah SWT yg MAHA BIJAKSANA, MAHA PENGASIH DAN
PENYAYANG “tega” mengusir makhluk yg bahkan malaikat-NYA pun di perintahkan
untuk bersujud di hadapannya hanya karena sebuah makanan? Dimana notabene hal
itu adalah hal yang “sepele”
Ada rahasia apa di balik kisah tersebut?
Terlepas dari Qodho dan QodarNya, juga
terlepas dari kodrat penciptaan Nabi Adam AS sebagai Khalifatullah fil ard. Nabi Adam AS dianggap melakukan kesalahan
yang “besar” karena memakan buah yang telah dilarangNYA.
Dalam suatu hadistnya Rasulullah SAW bersabda
“ Hai Ali, barang siapa yang memakan (makanan dan minuman) yang halal, maka
agamanya akan menjadi bersih, hatinya akan lunak dan doanya tidak akan
terhalang”'.
Lewat hadist di atas Rasulullah menjelaskan
betapa makanan bukanlah hal yg sepele, makanan merupakan hal yang memiliki
dampak sangat besar terhadap kehidupan manusia, baik secara fisik ataupun
perilakunya.
Dalam hadist tersebut mengungkapkan pula
nasihat Rasulullah SAW kepada Sayidina Ali Bin Abi Thalib khususnya dan kepada
umat islam umumnya bahwa makanan ( lebih khususnya makanan halal ) akan menimbulkan
dampak :
·
Agama menjadi bersih.
Kenapa
dengan makanan agama menjadi lebih bersih? Sebenarnya makanan yang halal akan
meningkatkan tingkat kualitas keimanan seseorang. Bagaimana bisa? Ok, kita
semua paham bahwa sesungguhnya makanan adalah bahan bakar bagi tubuh, makanan
inilah yg akan menggerakkan tubuh kita. Pasti kita semua akan merasakan lemas
dan tak berdaya ketika rasa lapar mendatangi kita, ya karena bahan bakar untuk
menciptakan energy tidak ada.
Nah,
pengaruh makanan tidak hanya dalam segi jasmani, namun juga rohani. Kalau dalam
jasmani makanan bisa menggerakkan tubuh kita, dalam rohani makanan menjadi
sumber energy dari perangai dan tingkah laku kita. Dalam konsep ini hanya ada
dua kemungkinan perangai jelek dan perangai baik, Dimana hal tersebut di
pengaruhi oleh makanan yg halal dan yg haram.
Disinilah
letak pengertian sabda Rasulullah SAW bahwa makanan halal akan menjadikan agama
bersih. Dengan memakan makanan yg halal otomatis perangai/tingkah laku kita
akan semakin baik, dimana perbuatan baik itu akan menyebabkan tingkat keimanan
sseorang akan meningkat juga dan tentunya akan lebih mendekatkan pada Allah
SWT.
·
Hatinya akan menjadi lunak
Seperti
yang kita ketahui bahwa berbagai macam penyakit jasmani di sebabkan oleh
tingkat konsumsi kita, ketika tingkat konsumsi kita teratur, sehat, bersih maka
sangat dimungkinkan bahwa kita akan selalu sehat. Seperti halnya pula dengan penyakit rohani,
dengan memakan makanan yang halal maka akan sangat dimungkinkan hatinya akan sehat
dan bersih. Dalam nalar agama hati yang hidup adalah hati yang sehat dan
bersih, hati yang tidak kehilangan rasa kemanusiaannya. Hati yang hidup adalah
hati yang lunak, yakni hati yang mudah menerima kebenaran, gampang tersentuh
oleh hal-hal yang berbau kemanusiaan dan jauh dari sifat angkara murka.
·
Doanya tidak akan terhalang
Doa merupakan
sebuah ibadah, yg semua kita tahu bahwa secara teori jika kita mengerjakan
suatu ibadah maka kita harus dalam kondisi yang suci dan bersih. Secara dhohir,
secara jasmani bersih adalah terbebas dari segala najis, dan suci adalah
terbebas dari segala hadats.
Namun
perlu kita ingat juga bahwa kebersihan dan kesucian dalam beribadah bukan hanya
dhohir, namun juga batin. Kesucian batin dapat kitabdapatkan dengan
mengkonsumsi makanan yang halal serta sebisa mungkin menjauhi dari yang haram. Pada
kondisi demikian akan sangat dimungkinkan bahwa ibadah yang kita lakukan akan
diterima, dan doa kita akan di kabulkan.
Wallahu
a’lam bisshowab…Alhamdulillahirrobbil’alamin…
*sumber
kitab “Wasiyatul Musthofa” karangan
Syekh Abdul Wahab Asy-Sya’roni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar